Pendidikan
IPS yang selama ini terkesan berjalan di tempat, masih belum mendapatkan posisi
yang membanggakan ditengah arus globalisasi. Menghadapi fenomena ini,
pendidikan IPS idealnya harus responsif dan menata diri berhadapan dengan
globalisasi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, apabila PIPS tetap ingin
eksis dan mempunyai kedudukan yang berarti bagi umat manusia, diantaranya :
1. Pembaharuan
kurikulum PIPS hendakinya bukan sekedar tambal sulam, tetapi lebih bersifat
interdisipliner, dan berorientasi pada ‘Functional Knowledge’ serta aspirasi
kebudayaan indonesia dan nilai nilai agama.
2. Pengajar
harus mampu menyajikan pengajaran atau pembelajaran yang bersifat
interdisiplin, berperan sebagai fasilitator pembelajar, dan menjadi problem
solvet baik di kampus atau sekolah maupun di tengah-tengah masyarakat.
3. Membangun
hubungan secara sinergis antara LPTK, praktisi pendidikan, sekolah, pembuat
kebijakan pendidikan, serta berbagai elmen Environment guna melakukan sharing
untuk menyusun kurikulum yang integratif dan responsif terhadap
permasalahan-permasalahan real, baik lokal, regional, nasional maupun
internasional.
4. Kurikulum
PIPS mampu membuat estimasi kehidupan yang akan berlangsung 30-50 tahun yang
akan datang dan paradigma kurikulum PIPS harus berorientasi kemasa depan.
Pendidikan IPS
sebagai synthetic discipline berusaha mengorganisasikan dan mengembangkan
subtansi ilmu ilmu sosial secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.
PIPS mempunyai peran penting dalam membangun identitas nasional untuk
menjadikan peserta didik yang kreatif, mampu memecahkan diri dan lingkungannya
serta menjadi warga negara yang baik dan bermoral. Ditengah iklim globalisasi,
PIPS tetap diperlukan baik sebagai penopang identitas nasional, maupun problem
solver masalah-masalah lokal, regional, nasional, dan global.
Pengembangan
masyarakat menurut (Suharto,2009, hal.38) memiliki fokus terhadap upaya
menolong anggota masyarakat yang memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama,
mengidentifikasi kebutuhan bersama dan melakukan kegiatan bersama untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Menurut Sapriya, (2009.176) bahwa pengembangan
pips dimasyarakat adalah salah satunya dengan pengembangan partisipasi sosial,
dimana topik utama dari pengembangan partisipasi sosial ini yaitu pengembangan
kepekaan sosial dan menerapkan strategi pengembangan strategi sosial.
Dalam
pengembangan PIPS dimasyarakat diantaranya:
a. Kurikulum
pembelajaran IPS dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk belajar mengkaji
dan menganalisis tentang isu isu kemasyarakatan dan akibat akibat dari kemajuan
ilmu dan teknologi.
b. Dalam
pembelajaran harus lebih terkait dengan keadaan masyarakat dimana ia tinggal
c. Pola
pikir PIPS dimasyarakat mempunyai sikap mental yang kondusif dan siap menerima
pembaharuan dan moderenisasi antara lain:
1) Senantiasa
berorientasi ke masa depan.
2) Senantiasa
berhasrat memanfaatkan dan mengembangkan lingkungan demi peningkatan
kesejahteraan hidup.
3) Senantiasa
menilai tinggi pada suatu prestasi.
4) Mampu
menilai tinggi usaha pihak lain yang meraih prestasi atas kerja kerasnya
sendiri.
Pengembangan
pendidikan IPS dimasyarakat sudah mengalami kemajuan pesat dan kini sudah
digandrungi oleh banyak orang karena materi materi dalam IPS adalah ilmu yg
mencakup segala aspek kehidupan kita sebagai mahluk sosial, saat sekolah
menengah pertama, IPS sudah dijadikan studi fokus sebagai jurusan pilihan,
namun di tingkatan sekolah mengengah pertama, Jurusan IPS seringkali kalah
peminat dibandingan jurusan IPA, namun saat di perguruan tinggi, saya lihat
jurusan sosial lebih banyak diminati, namun tetap saja, kebanyakan orang tua
menyuruh anaknya untuk mengambil prodi IPA saat SMA karena mungkin mereka pikir
di jurusan IPA lebih banyak peluang untuk jenjang selanjutnya, namun
kenyataannya tidak demikian, baik IPA ataupun IPS tetap memiliki porsi,
Kekurangan dan kelebihannya masing masing.
"Daftar Pustaka"
Rachmah uriah, 2014. Pengembangan profesi pendidikan IPS. Bandung: Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar