Dalam
bentuk formalnya, etika adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari
prinsip-prinsip moral tentang hal yang baik dan hal yang buruk serta kewajiban
moral manusia sebagai individu, anggota masyarakat, dan makhluk Tuhan. Sesusun
etika dengan sendirinya berkaitan dengan pandangan dunia atau kosmologi dan
pandangan hidup. Dalam pandangan-pandangan itu terkandung anggapan-anggapan
dasar mengenai keberadaan manusia dan tujuan hidupnya. Setiap pandangan tidak
berada di ruang hampa, melainkan selalu berada di lingkungan budaya tertentu.
Adapun di setiap lingkungan budaya selalu ada konvensi masyarakat atau
kesepakatan kolektif yang sedikit banyak mempengaruhi kehidupan mereka.
Kesepakatan kolektif lazimnya dipelihara dan dikembangkan secara turun temurun
sehingga mempertegas ciri khas lingkungan budaya tersebut. Hal itu kita sebut
adat-istiadat. Dengan kata lain, adat-istiadat atau tradisi adalah hasil
konvensi masyarakat di ruang dan waktu tertentu mengenai hal yang baik dan hal
yang buruk atau tata cara berperilaku yang dipelihara dan dikembangkan secara
turun temurun.
Etika
Sunda Di lingkungan budaya Sunda ada ungkapan ciri sabumi cara sadésa. Secara
harfiah, ungkapan tersebut menekankan bahwa di setiap lingkungan ada ciri dan
cara tersendiri yang mempengaruhi tindak tanduk para penghuninya. Jika ungkapan
ini dikaitkan dengan bidang etika, dapat dikatakan bahwa pada orang Sunda pun
ada kesadaran bahwa di setiap lingkungan budaya, tak terkecuali lingkungan
budaya Sunda, tentu ada prinsip-prinsip etis tersendiri yang diterima oleh para
penghuni lingkungan tersebut. Dalam kaitan dengan hal itu, orang dapat memakai
istilah etika Sunda, yang mengacu pada prinsip-prinsip umum di bidang etika
yang tumbuh dan berkembang di lingkungan budaya Sunda. Prinsip-prinsip tersebut
merupakan hasil kreativitas orang Sunda dalam adaptasinya terhadap keadaan
lingkungannya dan keadaan zamannya. Tentu, etika Sunda tidak dapat dilepaskan
dari pandangan dunia dan pandangan hidup orang Sunda. Misalnya, dalam hal
pandangan dunia, secara tradisional orang Sunda melihat adanya tiga lapis
jagat, yakni buana luhur (jagat atas), buana panca tengah (jagat tengah) dan
buana larang (jagat bawah). Umat manusia dilihat sebagai penghuni buana panca tengah.
Sementara dalam hal pandangan hidupnya, orang Sunda berpendirian sineger tengah.
"reverensi pdf tentang etika sunda dan buku bacaan lainnya".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar