Model
juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda yang sesungguhnya,
seperti globe adalah model dari bumi tempat kita hidup. Model merupakan wakil
dari sesuatu (Sapriya, 2000, hal. 74). Model pembelajaran berfungsi sebagai
pedoman untuk para perancang pembelajaran dan para pendidik dalam merencanakan
serta melaksanakan akativitas pembelajaran. Model pembelajaran diartikan
sebagai prosdur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar. Model pembelajran sebagai blueprint yang dapat dipergumnakan untuk membimbing guru didalam
mempersiapkan dan mlaksanakan pembelajaran, merupakan unsur yang penting untuk
menjalankan kegiatan peserta didik di sekolah, dan merupakan interaksi peserta
didik dengan pendidik didalam kelas yang menyangkut pendeketan setrategi,
metode, teknik pembelajatran yang ditetapkan dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dikelas.
Ada dua fokus model
disain pembelajaran untuk keterampilan berfikir ialah keterampilan berfikir
keritis (Critical Thinking Skill) dan
keterampilan berfikir kreatif (Creative
Thinkin Skill). Pada hakikatnya, model desain pembelajaran merupakan
alternatif model yg dapat dipilih guru untuk diterapkan dalam proses belajar
mengajar IPS. Prinsip model desain pembelajaran berfikir kritis dan kreatif
memiliki beberapa kesamaan dengan inkuiri, ialah sama-sama untuk membantu anak
berlatih berfikir dan memecahkan beberbagai masalah kehidupan pribadi siswa
maupun kemayarkatan. Oleh karena itu, pemahaman terhadap model desain pembelajaran
inkuiri akan sangat membantu dalam memahami disain pembelajaran berfikir.
Dari
kemampuan indidvidual untuk para peserta didik didalam Ilmu Pengetahuan Ssosial
dalam memecahkan masalah-masalah pribadi maupun sosial menurut adanya pelayanan
dari sekolah yang lebih khusus. Dalam hal ini belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
persekolahan memerlukan suatu stategi penbelajaran yang dapat memberikan
kemampuan memecahkan masalah kepada para peserta didik secara individual.
Berdasarkan data-data diatas maka pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial lebih
baik menggunakan paradigma konstruktivisme, dengan alasan atau asumsi bahwa
tujuan dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan proses dari
konstruktuvisharuan dalam pendidikan Ilmu Pengetahuan me. Pembaharuan dalam
pembelajaran Ilmu pengetahuan Sosial terus dilakukan dan bahan pembelajaran
lebih banyak memperhatikan kebutuhan dan minat peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar